Kebanyakan
orang ketika membangun sebuah jaringan (baik menggunakan media kabel
maupun nirkabel) terkesan kurang memperhatikan sisi keamanannya.
Utamanya jaringan tanpa kabel atau Wireless (Wi-Fi); saking mudahnya membangun jaringan hotspot (wireless) kita sering mengabaikan keamanannya. Padahal, dibalik kemudahan wireless tersimpan sejumlah kelemahan bila dibanding dengan jaringan dengan media transmisi kabel. Sebab jaringan wireless
bisa diakses oleh user tanpa kita ketahui siapa orangnya; sedangkan
jaringan menggunakan kabel (misalnya UTP) user harus terhubung secara
fisik untuk mendapatkan akses sumber daya (resoruces) jaringan kita. Inilah yang menyebabkan mengapa jaringan wireless relatif lebih rawan terhadap berbagai serangan.
Kelemahan jaringan wireless secara umum dapat dibagi menjadi 2 jenis,
- yakni
kelemahan pada konfigurasi dan kelemahan pada jenis enkripsi yang
digunakan. Salah satu contoh penyebab kelemahan pada konfigurasi karena
saat ini untuk membangun sebuah jaringan wireless cukup mudah.
- Banyak vendor yang menyediakan fasilitas yang memudahkan pengguna atau admin jaringan sehingga sering ditemukan wireless yang masih menggunakan konfigurasi wireless default bawaan vendor. contohnya setting default bawaan vendor seperti SSID, IP Address , remote manajemen, DHCP enable, kanal frekuensi, tanpa enkripsi bahkan user/password untuk administrasi wireless tersebut.
Berikut adalah sistem keamanan yang bisa kita terapkan pada jaringan wireless kita:
- Merubah Username dan Password Default
Ketika kita membeli perangkat atau device
pasti kita akan diberi username dan password default (dari pabrik),
misalnya username: admin; kemudian passwordnya: admin. Ini harus kita
rubah, sebab terlalu mudah untuk ditebak. Sehingga orang tidak mudah
masuk dan merubah konfigurasi jaringan kita.
Ubah Default SSID
Service
set ID (SSID) adalah suatu string atau nama yang digunakan untuk
mendefinisikan suatu domain roaming dalam suatu access point (AP)
didalam suatu jaringan wireless yang terdiri dari banyak Access Point
(AP). SSID yang berbeda pada beberapa access point bisa memungkinkan
suatu jaringan wireless network yang saling tumpang tindih. Pada awalnya
SSID ini dianggap sebagai suatu password untuk masuk ke suatu jaringan
wireless, tanpa SSID client tidak akan bisa konek ke jaringan. Akan
tetapi klain ini ditolak karena Access Point melakukan broadcast SSID
beberapa kali per detik dan segala macam alat analisa standard 802.11
seperti Airmagnet, NetStumbler, atau Wildpacket Airopeek bisa digunakan
untuk membacanya. Karena user sering melakukan konfigurasi clients, apa
yang disebut password ini menjadi sering diketahui secara luas. Jadi
kalau kita menggunakan SSID ini sebagai password jadi tidak berguna.
Apakah seharusnya kita mengubah SSID ini? Jelas sekali harus. Walaupun
SSID ini tidak merupakan salah satu layer dari system keamanan, nama
SSID haruslah diubah dari nama bawaan default dari pabrik sehingga orang
tidak menduga-duga jaringan wireless anda dengan mudah.
Hampir semua wireless router dan adapter wireless sekarang ini mendukung standard keamanan jaringan wireless seperti WEP dan WPA enkripsi 64-bit/128-bit.
Dalam
keamanan jaringan wireless, WAP kepanjangan dari Wi-Fi Protected Access
(WPA atau versi terbarunya WPA2) yang merupakan program certifikasi
yang dibuat oleh Wi-Fi Alliance yang menunjukkan adanya suatu compliant
(tunduk terhadap suatu aturan atau standard yang digariskan) dengan protocol
keamanan yang diciptakan oleh Wi-Fi Alliance untuk keamanan jaringan
wireless komputer. Protocol ini diciptakan menjawab adanya banyak
diketemukannya (oleh para peneliti) kelemahan system standard keamanan
wireless pendahulunya yaitu WEP (Wired Equivalent Privacy).
Wired
Equivalent Privacy (WEP) dalam keamanan jaringan wireless adalah suatu
algoritme tertentu yang diciptakan untuk keamanan jaringan wireless IEEE
802.11. jaringan wireless melakukan broadcast messages menggunakan
sinyal radio, makanya sangat rentan terhadap segala usaha “pengupingan”
dibanding jaringan LAN kabel. Ketika diperkenalkan di tahun 1977, WEP
dimaksudkan untuk memberikan kerahasiaan yang setara dengan jaringan
kabel tradisional.
Tanda
Certifikasi WPA2 pada keamanan jaringan wireless kemudian menunjukkan
suatu compliant dengan suatu protocol advance yang meng-implementasikan
standard penuh. Protocol tingkat advance ini tidak akan berjalan atau
tidak mendukung pada piranti adapter wireless versi sebelumnya (kuno).
Produk yang lulus uji testing oleh Wi-Fi Alliance untuk suatu compliant
dengan protocol ini berhak memberikan label WPA pada produknya.
WPA2
menggantikan WPA, seperti WPA, WPA2 memerlukan testing dan certifikasi
oleh Wi-Fi Alliance. WPA2 meng-implementasikan elemen-2 mandatory dari
802.11i. Khususnya ia memperkenalkan suatu algoritma baru berdasarkan
AES, CCMP, yang dianggap sangat aman. Certifikasi dimulai sejak tahun
2004 September dan sejak tanggal 13 Maret 2006, certifikasi WPA2 adalah
suatu keharusan untuk semua piranti wireless yang baru jika ingin
mendapatkan label Wi-Fi.
IEEE
802.11i-2004 atau 802.11i dalam keamanan jaringan wireless adalah suatu
amandemen pada standard IEEE 802.11 yang men-spesifikasikan mekanisme
keamanan jaringan wireless.
Ia
menggantikan klausa pendek “Authentication and privacy”dari standard
asli dari klausa rinci “security”, dalam proses depresiasi kebocoran
WEP. Amandemen ini kemudian dilegalkan kedalam standard yang
dipublikasikan yaitu standard IEEE 802.11-2007.
Sekarang
kita sudah mempunyai sedikit pegetahuan mengenai standard keamanan
jaringan wireless, dimana hampir semua producen wireless memberikan
label compliant WPA/WPA2 pada produk piranti wireless mereka.
Hampir
semua piranti wireless router dari pabriknya di set defaultnya untuk
tidak memberikan keamanan (disable security), jadi anda harus mensetting
nya untuk enable security standard. Jika anda tidak mau menggunakan
keamanan wireless, maka anda biarkan saja setting default pabriknya.
Sungguh sangat mengejutkan bahwa hampir kebanyakan orang tidak
menggunakan fasilitas keamanan jaringan wireless ini dan membiarkan
setting default aslinya, entah alasan tidak praktis sampai alasan tidak
tahu cara melakukan settingan keamanannya. Kebiasaan ini menimbulkan
suatu hobby dari sebagian orang berkeliling mencari sinyal wireless
dengan laptop mereka atau dengan PDA atau Blackberry yang dilengkapi
dengan piranti Wi-Fi. Akan tetapi yang lebih bahaya adalah sebagian
orang yang memang berusaha mencari celah untuk bisa masuk ke jaringan
wireless untuk mencuri data atau usaha hacking yang merugikan perusahaan
anda.
WEP
merupakan standar keamanan & enkripsi pertama yang digunakan pada
wireless, WEP (Wired Equivalent Privacy) adalah suatu metoda pengamanan
jaringan nirkabel, disebut juga dengan Shared Key Authentication. Shared
Key Authentication adalah metoda otentikasi yang membutuhkan penggunaan
WEP. Enkripsi WEP menggunakan kunci yang dimasukkan (oleh
administrator) ke client maupun access point. Kunci ini harus cocok dari
yang diberikan akses point ke client, dengan yang dimasukkan client
untuk authentikasi menuju access point, dan WEP mempunyai standar
802.11b.
Proses Shared Key Authentication:
- Client meminta asosiasi ke access point, langkah ini sama seperti Open System Authentication.
- Access point mengirimkan text challenge ke client secara transparan.
- Client akan memberikan respon dengan mengenkripsi text challenge dengan menggunakan kunci WEP dan mengirimkan kembali ke access point.
- Access point memberi respon atas tanggapan client, akses point akan melakukan decrypt terhadap respon enkripsi dari client untuk melakukan verifikasi bahwa text challenge dienkripsi dengan menggunakan WEP key yang sesuai. Pada proses ini, access point akan menentukan apakah client sudah memberikan kunci WEP yang sesuai. Apabila kunci WEP yang diberikan oleh client sudah benar, maka access point akan merespon positif dan langsung meng-authentikasi client. Namun bila kunci WEP yang dimasukkan client adalah salah, maka access point akan merespon negatif dan client tidak akan diberi authentikasi. Dengan demikian, client tidak akan terauthentikasi dan tidak terasosiasi.
WEP memiliki berbagai kelemahan antara lain :
- Masalah kunci yang lemah, algoritma RC4 yang digunakan dapat dipecahkan.
- WEP menggunakan kunci yang bersifat statis
- Masalah initialization vector (IV) WEP
- Masalah integritas pesan Cyclic Redundancy Check (CRC-32)
WEP terdiri dari dua tingkatan
yakni
kunci 64 bit, dan 128 bit. Sebenarnya kunci rahasia pada kunci WEP 64
bit hanya 40 bit, sedang 24bit merupakan Inisialisasi Vektor (IV).
Demikian juga pada kunci WEP 128 bit, kunci rahasia terdiri dari 104bit.
Serangan-serangan pada kelemahan WEP antara lain :
ð Serangan
terhadap kelemahan inisialisasi vektor (IV), sering disebut FMS attack.
FMS singkatan dari nama ketiga penemu kelemahan IV yakni Fluhrer,
Mantin, dan Shamir. Serangan ini dilakukan dengan cara mengumpulkan IV
yang lemah sebanyak-banyaknya. Semakin banyak IV lemah yang diperoleh,
semakin cepat ditemukan kunci yang
digunakan
Banyak metode-metode yang ditawarkan untuk memberi sebuah keamanan pada Wireless LAN, diantaranya:
digunakan
ð Mendapatkan
IV yang unik melalui packet data yang diperoleh untuk diolah untuk
proses cracking kunci WEP dengan lebih cepat. Cara ini disebut chopping
attack, pertama kali ditemukan oleh h1kari. Teknik ini hanya membutuhkan
IV yang unik sehingga mengurangi kebutuhan IV yang lemah dalam
melakukan cracking WEP.
Kedua
serangan diatas membutuhkan waktu dan packet yang cukup, untuk
mempersingkat waktu, para hacker biasanya melakukan traffic injection.
Traffic Injection yang sering dilakukan adalah dengan cara mengumpulkan
packet ARP kemudian mengirimkan kembali ke access point. Hal ini
mengakibatkan pengumpulan initial vektor lebih mudah dan cepat.
Berbeda
dengan serangan pertama dan kedua, untuk serangan traffic
injection,diperlukan spesifikasi alat dan aplikasi tertentu yang mulai
jarang ditemui di toko-toko, mulai dari chipset, versi firmware, dan
versi driver serta tidak jarang harus melakukan patching terhadap driver
dan aplikasinya.
Keamanan wireless dengan metode WI-FI Protected Accsess (WPA)
Merupakan
rahasia umum jika WEP (Wired Equivalent Privacy) tidak lagi mampu
diandalkan untuk menyediakan koneksi nirkabel (wireless) yang aman dari
ulah orang usil atau ingin mengambil keuntungan atas apa yang kita
miliki—dikenal dengan jargon hackers. Tidak lama setelah proses
pengembangan WEP, kerapuhan dalam aspek kriptografi muncul.
Berbagai
macam penelitian mengenai WEP telah dilakukan dan diperoleh kesimpulan
bahwa walaupun sebuah jaringan wireless terlindungi oleh WEP, pihak
ketiga (hackers) masih dapat membobol masuk. Seorang hacker yang
memiliki perlengkapan wireless seadanya dan peralatan software yang
digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis cukup data, dapat
mengetahui kunci enkripsi yang digunakan.
Menyikapi
kelemahan yang dimiliki oleh WEP, telah dikembangkan sebuah teknik
pengamanan baru yang disebut sebagai WPA (WiFI Protected Access). Teknik
WPA adalah model kompatibel dengan spesifikasi standar draf IEEE
802.11i. Teknik ini mempunyai beberapa tujuan dalam desainnya, yaitu
kokoh, interoperasi, mampu digunakan untuk menggantikan WEP, dapat
diimplementasikan pada pengguna rumahan atau corporate, dan tersedia
untuk publik secepat mungkin. Adanya WPA yang "menggantikan" WPE, apakah
benar perasaan "tenang" tersebut didapatkan ?
Ada
banyak tanggapan pro dan kontra mengenai hal tersebut. Ada yang
mengatakan, WPA mempunyai mekanisme enkripsi yang lebih kuat. Namun, ada
yang pesimistis karena alur komunikasi yang digunakan tidak aman, di
mana teknik man- in-the-middle bisa digunakan untuk mengakali proses
pengiriman data. Agar tujuan WPA tercapai, setidaknya dua pengembangan
sekuriti utama dilakukan. Teknik WPA dibentuk untuk menyediakan
pengembangan enkripsi data yang menjadi titik lemah WEP, serta
menyediakan user authentication yang tampaknya hilang pada pengembangan
konsep WEP.
Teknik
WPA didesain menggantikan metode keamanan WEP, yang menggunakan kunci
keamanan statik, dengan menggunakan TKIP (Temporal Key Integrity
Protocol) yang mampu secara dinamis berubah setelah 10.000 paket data
ditransmisikan. Protokol TKIP akan mengambil kunci utama sebagai
starting point yang kemudian secara reguler berubah sehingga tidak ada
kunci enkripsi yang digunakan dua kali. Background process secara
otomatis dilakukan tanpa diketahui oleh pengguna. Dengan melakukan
regenerasi kunci enkripsi kurang lebih setiap lima menit, jaringan WiFi
yang menggunakan WPA telah memperlambat kerja hackers yang mencoba
melakukan cracking kunci terdahulu.
Walaupun
menggunakan standar enkripsi 64 dan 128 bit, seperti yang dimiliki
teknologi WEP, TKIP membuat WPA menjadi lebih efektif sebagai sebuah
mekanisme enkripsi. Namun, masalah penurunan throughput seperti yang
dikeluhkan oleh para pengguna jaringan wireless seperti tidak menemui
jawaban dari dokumen standar yang dicari. Sebab, masalah yang
berhubungan dengan throughput sangatlah bergantung pada hardware yang
dimiliki, secara lebih spesifik adalah chipset yang digunakan. Anggapan
saat ini, jika penurunan throughput terjadi pada implementasi WEP, maka
tingkat penurunan tersebut akan jauh lebih besar jika WPA dan TKIP
diimplementasikan walaupun beberapa produk mengklaim bahwa penurunan
throughput telah diatasi, tentunya dengan penggunaan chipset yang lebih
besar kemampuan dan kapasitasnya.
Proses
otentifikasi WPA menggunakan 802.1x dan EAP (Extensible Authentication
Protocol). Secara bersamaan, implementasi tersebut akan menyediakan
kerangka kerja yang kokoh pada proses otentifikasi pengguna.
Kerangka-kerja tersebut akan melakukan utilisasi sebuah server
otentifikasi terpusat, seperti RADIUS, untuk melakukan otentifikasi
pengguna sebelum bergabung ke jaringan wireless. Juga diberlakukan
mutual authentification, sehingga pengguna jaringan wireless tidak
secara sengaja bergabung ke jaringan lain yang mungkin akan mencuri
identitas jaringannya.
Mekanisme
enkripsi AES (Advanced Encryption Standard) tampaknya akan diadopsi WPA
dengan mekanisme otentifikasi pengguna. Namun, AES sepertinya belum
perlu karena TKIP diprediksikan mampu menyediakan sebuah kerangka
enkripsi yang sangat tangguh walaupun belum diketahui untuk berapa lama
ketangguhannya dapat bertahan. kita tunggu saja.
- Non Aktifkan SSID Broadcast
SSID
merupakan nama sebuah jaringan Wi-Fi. Didalam konfigurasi Access Point,
SSID bisa kita atur sehingga semua perangkat yang memiliki WLAN atau
semisalnya dapat menemukan nama jaringan Wi-Fi (SSID) tersebut. Jika
kita ingin semua orang dapat mengakses Wi-Fi kita, maka pengaturan SSID
Broadcast-nya kita set ke Enable. Tetapi jika kita berencana hanya orang
tertentu saja yang bisa mengakses, maka kita set SSID Broadcast-nya
menjadi Disable. Ringkasnya begini: SSID Broadcast Enable = dapat
ditemukan semua orang, sedangkan SSID Broadcast Disable = SSID kita
sembunyikan (jadi yang bisa konek ke Wi-Fi hanya yang tahu SSID-nya).
Banyak administrator menyembunyikan Services Set Id
(SSID) jaringan wireless mereka dengan maksud agar hanya yang
mengetahui SSID yang dapat terhubung ke jaringan mereka. Hal ini
tidaklah benar, karena SSID sebenarnya tidak dapat disembuyikan secara
sempurna. Pada saat saat tertentu atau khususnya saat client akan
terhubung (assosiate) atau ketika akan memutuskan diri
(deauthentication) dari sebuah jaringan wireless, maka client akan tetap
mengirimkan SSID dalam bentuk plain text (meskipun menggunakan
enkripsi), sehingga jika kita bermaksud menyadapnya, dapat dengan mudah
menemukan informasi tersebut. Beberapa tools yang dapat digunakan untuk
mendapatkan ssid yang dihidden antara lain, kismet (kisMAC), ssid_jack
(airjack), aircrack , void11 dan masih banyak lagi.
- MAC (Media Access Control ) Address Filtering
Satu
lagi keamanan yang bisa kita terapkan pada Wi-Fi, Mac Address
Filtering. Mac Address adalah kombinasi nomor unik pada piranti adapter
seperti NIC dan WLAN (Wireless LAN). Jadi setiap adapter mempunyai nomor
yang pasti berbeda dengan adapater lainnya. Kalau di HP dikenal dengan
istilah IMEE. Sedangkan Mac Address Filtering digunakan untuk membatasi
user dengan memanfaatkan keunikan nomor adapter MAC (Media Access
Control ) Address.
Selain
WEP dan WPA, anda juga bisa melakukan filter terhadap computers atau
adapter yang boleh masuk atau akses terhadap jaringan wireless. MAC
address adalah address fisik yang unik didalam suatu jaringan termasuk
adapter wireless. MAC address ditanam secara permanen kedalam piranti
jaringan. Bagaimana cara mengetahui address fisik dari piranti
jaringan…? Address MAC biasanya ditulis dibagian adapter itu sendiri
seperti pada contoh gambar diatas ini yang menunjukkan “hardware
address” atau address fisik piranti.
Akan
tetapi jika adapter tersebut sudah terinstall didalam salah satu slot
komputer anda bagaimana cara mengetahuinya? Tentunya anda tidak bisa
melihatnya secara visual. Pada command prompt (tekan tombol Windows dan
tombol R secara bersamaan dan kemudian ketik “cmd” terus tekan Enter
untuk masuk ke command prompt, kemudian ketik command “ipconfig /all”
maka akan muncul dilayar dan anda bisa mengetahui address fisik seperti
pada contoh diatas adalah 00-1C-F0-B9-F3-24.
Didalam
wireless router, kebanyakan filter wireless MAC ini secara default di
“disabled”. Jika anda ingin mem-filter users berdasarkan MAC address,
baik dilarang atau diberi ijin akses, pilih “enable”. Ilustrasi berikut
ini, wireless router hanya mengijinkan komputer dengan address fisik
00-1C-F0-D9-F3-24. Karenanya untuk laptop yang ada dalam radius ini
dimana address fisiknya 00-1C-F0-D9-F3-11 tidak bisa mengakses jaringan
wireless.
- Gunakan IP Address Statik
Secara default, pengaturan IP menggunakan DHCP
(Dynamic Host Configuration Protocol) yaitu client (dalam hal ini
adalah user yang akan konek ke Wi-Fi) mendapatkan IP secara otomatis.
Dengan pengaturan IP secara statik atau manual berarti dan pengalamatan
IP yang tidak biasa, saya kira cukup menyulitkan orang yang akan konek
ke Wi-Fi kita. Oleh karena itu, pemberian IP Address secara manual bisa
dijadikan salah satu pilihan dalam menjaga jaringan wireless.
- EAP-MD5 Challenge – Extensible Authentication Protocol adalah tipe awal metode ototentikasi dari keamanan wireless, dan biasa menggunakan perlindungan seperti password dalam berkomunikasi pada jaringan.
- LEAP (Cisco) – Lightweight Extensible Authentication Protocol ini adalah produk dari Cisco, ini adalah tipe utama yang biasa digunakan WLAN berbasic CISCO Access Point. LEAP menyediakan keamanan selama pertukaran informasi oleh pengguna wireless tersebut, meng-encryptnya dengan kunci dinamik WEP.
- User authentication – Mengizinkan kepada pengguna yang terdaftar saja untuk berhubung kepada jaringan, baik mengirim ataupun menerima data pada jaringan wireless ini.
- Encryption – menyediakan fasilitas mengunci sebuah koneksi dengan meng-encrypt atau mengacak kunci tersebut agar tidak dapat diketahui penyusup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar