Suatu medium disebut:
- linear jika gelombang yang berbeda di semua titik tertentu di medium bisa dijumlahkan,
- terbatas jika terbatas, selain itu disebut tak terbatas
- seragam jika ciri fisiknya tidak berubah pada titik yang berbeda
- isotropik jika ciri fisiknya "sama" pada arah yang berbeda
.
a. Panjang antena. Panjang fisik antena dihitung berdasarkan panjang gelombang atau (Lamda) frekuensi kerja pesawat yang menggunakan antena tersebut. Panjang gelombang dihitung dalam satuan meter atau feet.
Rumusan
diatas diperoleh dari kecepatan rambat gelombang radio diruang bebas
yaitu 299,793,097 meter dan dibulatkan menjadi 300 meter per detik, atau
983,573, 087 feet per detik, yang dihitung jarak antar cycle atau
periode. Oleh karenanya bila ingin menghitung panjang antena setengah panjang gelombang dapat juga langsung menggunakan rumus :
Sehubungan
adanya perbedaan kecepatan rambat gelombang radio diudara dengan
disuatu penghantar (conductor) maka dalam menghitung panjang fisik
antena pada umumnya masih harus dikurangi faktor kependekan , sebesar ± 5%
Contoh : Carima HF bekerja pada frekwensi : 10 MHZ.
Bila ingin dibuat antena dengan panjang setengah panjang gelombang :
Panjang fisik antena menjadi 15 – (5%.15) = 14,25 meter.
Bila kepada sebuah antena dicatukan energi RF, maka pada panjang antena tersebut terjadi arus dan tegangan.
Contoh :
Arus
dan tegangan mengalami nilai maksimum dan minimum. Pada antena dengan
setengah panjang gelombang (half wave lenght) sebagaimana gambar diatas,
nilai maksimum dan minimum arus dan tegangan akan terjadi pada setiap
panjang kelipatan setengah panjang gelombang.
Impedansi antena diperoleh dari adanya harga dan tegangan sepanjang antena.
Mengingat harga arus dan tegangan yang tidak sama disepanjang konduktor, maka nilai impedansi antena yang diperoleh tidak sama disepanjang antena. Pada ujung antena dengan panjang setengah lamda terdapat impedansi maksimum, sedangkan di titik tengah (center) antena tersebut terdapat impedansi minimum.
Harga
impedansi antena perlu dikenali dalam rangka penyesuaian impedansi
(impedansi matching) terhadap saluran transmisi yang digunakan.
Jadi bila energi RF dari radio pemancar disalurkan melalui saluran
transmisi dengan impedansi karakteristik 75 ohm maka titik catu pada
antena dicari pada impedansi yang mendekati 75 ohm.
Polarisasi adalah arah getaran komponen listrik (E) gelombang elektomagnetik yang bersangkutan terhadap bumi. Penerimaan antena akan lebih efektif bila dipasang sesuai polarisasi sinyal yang diterimanya. Sebagai ilustrasi perhatikan gambar di bawah ini.
Sebagaimana
telah dikemukaan terdahulu adanya perbedaan pengarahan antena timbul
perbedaan intensitas penerimaan pada suatu titik. Gain
antena menggambarkan seberapa baik suatu antena memancarkan energi RF
nya dan seberapa kuat intenitas penerimaan pada suatu titik dari antena
tersebut. Dengan kata lain antena yang radiasinya terarah akan mempunyai faktor penguatan yang lebih baik dibanding yang omnidirectional.
G = Gain.
K = efisiensi (power yang diradiasikan dibandingkan power input) antena
P = rapat daya pada titik maksimum.
P av = rata-rata rapat daya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar